Thursday, July 30, 2020

GANYANG MALAYSIA/GANJANG MALAYSIA


Malaysia adalah bahaja, mebahajai, bahagia, Revolusi Indonesia. Karena itu maka kitaserempak seia-sekata, Malaysia harus kita ganjang habis-habisan.

Begitulah isi pidato Soekarno pada 28 April 1964 kompilasi sedang diadakannya sidang Komando Operasi Tertinggi (KOTI) di Istana Merdeka, di mana KOTI didirikan pada tanggal 19 Juli 1963. KOTI mendukung tugas utama yaitu operasi pengamanan terhadap pelaksanaan program pemerintah pada umumnya, khusus dibidang konfrontasi terhadap tidak-tidak kolonialisme, atau imperialisme dalam membantu menifestasi serta pengamanan terhadap program yang sedang berjalan.

Kemurkaan Soekarno terhadap Malaysia bukan tanpa alasan !!

Malaysia muncul setelah golongan komunis yang pada awal kemerdekaan Malaya, membela kedudukan raja-raja Melayu yang didukung Inggris berhasil dilumpuhkan. Sementara disisi lain golongan komunis di Brunai, Singapura, Serawak, dan Sabah yang saat itu masih diduduki Inggris, terus melakukan perusakan terhadap pemerintah Inggris. Sementara itu, Inggris tidak sanggup untuk mempertahankan wilayah-wilayah tersebut dalam jangka waktu lama.
Di saat yang bersamaan Inggris dan Malaya memiliki perjanjian pertahanan bersama. Tujuan keselamatan, kemajuan ekonomi, dan kestabilan politik negeri-negeri inilah yang menjadi dasar rencana untuk membangun persekutuan yang lebih besar, yaitu Negara Federasi Malaysia yang melibatkan negara bagian: Brunei, Singapura, Serawak dan Sabah / Kalimantan Utara.

Mendengar keterlibatan Inggris ini, Soekarno yang anti kolonialisme dan Imperialisme mengendus ada neo-kolonialisme baru dari akal bulus Inggris, maka ia pun segera diminta membuktikan tidak setuju.

Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) melakukan pemberontakan di Brunei pada 8 Desember 1962. Mereka memproklamasikan kemerdekaan Kalimantan Utara yang terdiri dari Brunei, Serawak, dan Sabah dan juga mencoba menagkap Sultan Brunei, tetapi hal ini berhasil digagalkan.

Bertepatan dengan Konferensi solidaritas bangsa-bangsa Asia-Afrika yang di selenggarakan di Moshi, Tanganyika pada 5 Februari 1963, Indonesia menolak dengan pedas pembentukan Federasi Malaysia dan meminta dukungan mendukung gerakan Kalimantan Utara yang membahas penjajahan dan dukungan kemerdekaan. 
Pernyataan resmi tentang politik konfrontasi “Ganyang Malaysia” diumumkan pada rapat umum 11 Februari 1963, yang diumumkan pada tanggal 13 Februari.

Perundingan lebih lanjut akan berlanjut, ini sedang berlangsung antara pemimpin tiga negara, Indonesia, Malaysia yang saat itu di pimpin oleh Abdul Rahman, dan ada juga presiden Filipina, perundingan ini berlangsung di Manila pada 7 Juni 1963, negara mana sekarang tidak diketahui, asal negara -negara bagian ini dibentuk atas kemuan sendiri untuk merdeka, bukan bentukan Inggris.

Merasa masih belum menemukan titik temu, akhirnya diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Filipina pada 31 Juli-5 Agustus 1963. PBB memutuskan perlu hak untuk negara-negara bagian untuk mengatakan kemuannya atau disebut Penentuan Nasib Sendiri.

Belum genap PBB mengumumkan hasil Penentuan Nasib Sendiri yang dilaksanakannya, Malaysia sudah mengumumkan pada 16 September 1963 akan mengumumkan pembentukan Negara Federasi Malaysia. Mengetahui hal tesebut Soekarno marah dan memutuskan segala hubungan diplomasi dengan Malaysia karena dianggap misi PBB.

Demonstrasi besar-besaran dipertimbangkan berdirinya Federasi Malaysia terjadi di Indonesia. Kedutaan besar Inggris dan sebanyak 21 rumah stafnya berada di Jakarta dibakar habis. Mobil-mobil dibakar, perkebunan Inggris di Jawa dan Sumatra disita dan kemudian pemerintah mengumumkan penyitaan atas semua milik Inggris di Indonesia.

Kedutaan besar Malaysia pun diserang 25 September 1963 Presiden Soekarno akan mengumumkan resmi apa yang akan mengganyang Malaysia.

Usaha yang dilakukan Inggris untuk membuat Malaysia tetap menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, membuat Presiden Soekarno geram. Disetujui pada 7 Januari 1965, Indonesia dinyatakan keluar dari PBB.

Gejolak politik di dalam negeri yang diterbitkan tahun 1965, sangat kacau dan tidak stabil, yang gagal G30S dan 'kudeta merangkak Soekarno' menjadi akhir cerita dari hubungan Indonesia-Malaysia yang dikembalikan oleh Soeharto, yang tidak anti kolonialisme.

Pada 28 Mei 1966, pihak Malaysia dan Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik, setelah bertemu di Bangkok.

ALASAN KHUSUS GANYANG MALAYSIA:
Bangsa ini tidak terima dengan tindakan demonstrasi antiIndonesia yang 
menginjak-injak lambang negara Indonesia, Garuda.

Sebagai aksi balas dendam, Presiden Soekarno melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. 

Berikut isi pidato Sukarno yang berapi-api tersebut:

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu!

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

bagaimana menurut anda apakah tindakan Soekarno tepat?

                                       terimakasih

No comments:

Post a Comment